Kamis, 26 Februari 2009

bunuh diri

Sore itu aku terbangun dengan selimut kabut dingin yang dari tadi serasa menusuk nusuk tulangku. Hujan di luar semakin keras menderu, menghembuskan angin lembab dan menguarkan aroma tanah basah yang harum. Suara berisik dan lalu lalang itu terdengar semakin keras di sekitarku. Aku muak. Kutatap langit langit kamarku yang kusam. Kupandangi ruangan 3x4 yang sudah tiga bulan ini menjadi tempat tinggalku. Sama sekali tak mirip tempat tinggal manusia, batinku. Kubiarkan angin dingin itu menusuk nusuk tubuhku sedikit lebih lama lagi. Aku enggan bangun. Aku enggan menghadapi tatapan mata beringas dan tubuh kotor berdaki itu menyorakkan namaku. Aku jijik dengan jemari kasar dan kuku kuku hitam yang tiap saat menjelajahi tubuhku dengan bebas. Mengisi pundi pundiku dengan setumpuk recehan yang mereka kais di pelabuhan demi mendapatkan sedikit kenikmatan cinta yang becek dan berlendir dalam bilik bersekat triplek di kiri kanan kamarku.
Kucoba menghela tubuh dari kasur keras yang menjadi alas tidurku. Nyeri yang menusuk nusuk itu kembali datang menghampiriku. Kupejamkan mataku untuk sedikit mengurangi rasa sakit itu. Kepalaku pening. Pandanganku seolah menjadi ringan dan bersayap, berputar putar di sekeliling kamarku. Aku mencoba berdiri, namun gagal. Kakiku terlalu lemah untuk menopang tubuh indah yang rapuh ini. Aku tahu, aku butuh istirahat. Istirahat total yang lama untuk menyembuhkan lukaku dan kembali menemukan esensi diriku yang sudah sangat lama tenggelam oleh hiruk pikuk jalanan pinggir kotaku.
Nyeri itu muncul lagi di belakang kepalaku. Rasa sakitnya begitu menusuk. Singkat dan dalam,membuatku tak lagi mampu berpikir dan memakna dengan otakku. Sudahlah, itu lebih baik daripada aku harus merasa sakit lagi di jiwaku, seperti saat sebuah kehidupan yang mengalir dari separuh keping hatiku tercabut dari situ.
Kusingkapkan selimut tipis yang dari tadi menutup tubuhku. Sontak kurasakan terpaan angin dingin yang menyusup dari celah celah kecil dinding kamarku. Kubiarkan sebentar kulitku berakrab akrab dengan dingin itu. Biarkan ia menjelajah tubuhku. Menyelinap ke balik tanktop dan celana dalamku. Membelai tiap inci tubuhku dengan sunyinya yang beku. Biarkan semaunya dia menikmatiku. Bukankah selama ini dia pelanggan paling setia-ku? Dia yang datang tanpa dibatasi waktu. Dia yang datang tanpa kenal hari dan musim. Yang dengan setia membelaiku saat aku sedang meringkuk kalah atas tamu bulananku. Yang dengan lembut menghembus air mataku. Membawanya pergi jauh, entah kemana.
Ah, mungkin dia jelmaan kekasihku. Anak anak imajiku yang dengan lembut selalu datang membelai rambut kusutku. Mengusap pipiku dan mengecup lembut bibirku. Mungkin juga ia reinkarnasi dari kehidupan yang pernah tercabut paksa dari jiwaku. Akumulasi dari mimpi mimpi dan khayalan yang tanpa henti kuterbangkan tiap malam, entah demi siapa.
Kudengar ketukan kelas di pintu kamarku. Aku tahu, aku harus bergegas. Membalut tubuh rampingku dengan loose dress warna kunung gading, lalu memulas wajahku dengan make up nuansa keemasan seperti biasanya. Berkali kali kupejamkan mataku untuk menahan air mata yang mendesak turun. Cukup, aku sudah lelah dengan itu semua. Ini keputusanku, aku akan mengakhiri semuanya.
Tirai hujan mendekapku dalam dinginnya yang merapat. Menyisakan jejak jejak basah di sekujur tubuhku. Tak kuhiraukan panggilan teman temanku yang dengan panik berlari lari mengejar di belakangku. Sudahlah, biarkan aku bersatu dengan cinta sejatiku. Bersama menyusur jalan, bermain air dan menyapa rerumputan yang menghijau dibawah jemari kakiku.
Pengantinku, aku datang. Peluk aku dalam dekapmu. Kini kita berdua akan menjadi satu. Jangan pernah tinggalkan aku. Aku mencintaimu...
”Bertahan Lang, kita panggil bantuan!” itu suara terakhir yang kudengar sebelum keruhnya air sungai ciliwung memenuhi paru paruku. Aku tak akan melawan kasihku, kini aku milikmu. Hanyutkan aku, mabukkan aku. Aku mencintaimu...

HEADLINE NEWS
Seorang gadis ditemukan bunuh diri semalam dengan cara menceburkan diri ke sungai ciliwung. Saat ditemukan, gadis tersebut mengenakan loose dress kuning gading dan menggenggam seikat bunga mawar. Alasan mengapa korban bunuh diri masih diselidiki polisi. Dugaan sementara, gadis itu mengalami gangguan jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar