Kamis, 26 Februari 2009

untitled

malam jatuh.
menimpa jalan dan pepohonan di depan kafe.
merubuhi para pejalan kaki yang semakin lama semakin berani menampakkan percikan nafsu yang dikemas sebegitu rupa sehingga menyerupai sepotong cinta yang manis dan berharga.
kualihkan pandanganku menuju sudut kafe.
menatap seorang gadis dengan mini dress hitamnya.
cantik, pikirku.
perlahan ku hampiri mejanya.
"mau pesan sekarang?" tanyaku hati-hati. entah mengapa, tapi aku tak ingin mengagetkannya.
aku tak ingin merusak ekspresinya saat dengan dia menyusuri trotoar depan kafe dengan mata lebarnya.
"strawberry cheese cake dan cappucinno satu" ucapnya ringan, lalu kembali tertunduk. mungkin menatap ujung sepatunya, mungkin juga mencari cahayanya yang hilang senja itu.
dua jam berlalu.
gadis muda, pria, dan para pasangan datang dan pergi.
tapi gadis itu masih tetap disana.
entahmengapa, aku jadi tertarik padanya.
pada senyumnya yang terlontar saat aku mengantarkan pesanannya.
gadis itu tenang, tak nampak gelisah.
sedang menantikah dia?
sedihkah?
apa yang sedang ditunggunya?
malam melebur.
angin dingin yang tadi malu-malu menyapa kini tak lagi sungkan menyapukan belaiannya ke jalan dan pepohonan.
menghembuskan belai lembutnya ke pucuk-pucuk daun dan awan yang menggantung.
membimbing titik-titik penerjun muda meluncur melalui pohon. lampu. rambut, payung. kulit..
dan aku semakin tertarik padanya.
dengan tatoo kupu-kupu yang terpeta manis dekat tengkuknya.
aku tertarik padanya.
pada lengannya. matanya. bibirnya. lehernya. dadanya. pinggangnya. kakinya. rambutnya yang digelung tinggi diatas kepala.
aku kembali menghampirinya. entahlah, mungkin mencoba bicara dengannya.mungkin...
dan gadis itu kembali tersenyum padaku. menceritakan banyak hal. membagi banyak mimpi. lalu menghilang.
dan aku pun terbangun. mengerjap-ngerjapkan mata sembari mengumpulkan nyawaku.
dan aku pun mengingatnya.
mengingat gadis dengan cepol tinggi diatas kepala dan tatoo kupu kupu didekat tengkuknya.
sontak mataku mencari sisa sisa bayangannya diantara sudut sudut meja yang tertata.
nihil, aku tak menemukan kemana perginya langkahnya.
namun aku menemukan sesuatu.
aku menemukan sekotak cinta.
ya, sekotak cinta di ujung meja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar